Dari respons aparat keamanan dalam pembangunan di Nduga Papua telah terjadi Penembakan orang tak dikenal, Tragedi yang mengagetkan terhadap pembunuhan puluhan pekerja yang sedang membangun jembatan di Yigi, Nduga, Papua tersebut, tidak boleh mengarah pada pelanggaran HAM (hak asasi manusia) lebih lanjut. Sebab, selama ini aparat keamanan dinilai karena memiliki banyak rekam jejak yang tidak sesuai dengan prinsip penegakan HAM dalam melakukan operasi keamanan di wilayah Papua. Pihaknya juga mendesak otoritas Indonesia untuk tidak gegabah membuat kebijakan berupa pendekatan militer dalam merespons kejadian di Nduga papua dengan mencegah jatuhnya lebih banyak korban dari warga sipil, akibat serangan tembakan sekelompok orang tak dikenal.
Dari Kodam Cendrawasih menegaskan menuding para penyerang berafiliasi dengan Lekagak Talenggeng, salah satu pimpinan dari Organisasi Papua Merdeka (OPM). Pihak tentara tak berhasil menangkap satupun pelaku dalam insiden tersebut.
Peristiwa terjadi ketika kepolisian dan militer meningkatkan kewaspadaan dengan pengerahan tambahan aparat keamanan menjelang pilkada serentak di tujuh kabupaten dan pemilihan gubernur Papua pada 27 Juni mendatang.
"Patroli menggunakan tiga Mitsubishi Strada double cabin . Penyerang diperkirakan di atas 10 orang. Kontak tembak dalam kisaran jarak dekat 10 sampai 20 meter,".
Adapun, Maret 2017, sejumlah media massa memberitakan sekitar 155 bawahan Lekagak turun dari persembunyian di pegunungan dan menyatakan ikrar setia pada Indonesia.
Bagaimanapun TNI menyatakan bahwa melepas tembakan merupakan pilihan terakhir bagi militer, yang lebih memilih pendekatan persuasif.
"Kami berharap para pelaku penyerangan itu menyusul teman-teman mereka yang telah kembali ke NKRI," kata Aidi.
0 comments:
Post a Comment